Ungkapan Rasa

Jika saja aku bisa

Mengungkap rasa dengan kata

Aku ingin mengatakan

Aku mencintaimu

 

Aku mencintaimu

Dengan sederhana

Dan tak lekang oleh masa

 

Namun aku juga membencimu

 

Aku membencimu

Atas harapan kosong yang singgah di hatiku

Menjadi luka nganga

 

Jika saja aku tak pernah mencintaimu

Tentu takkan pernah kurasai sakit ini

Dan takkan pernah kurasai pedih hati ini

 

Tapi aku tak pernah menyesal telah mencintaimu

Karena aku pun belajar mengemas rasa

Mengomposisikannya pada kadar yang tepat

Dan menempatkannya dalam jiwa

 

19 Maret 2008 23:20

Kamar perenungan

5 Penulis Skenario Drama Korea Terkenal

Korea dikenal sebagai negara penuh dengan budaya patriarki. Budaya ini terbawa juga ke bidang pekerjaan dan profesi. Termasuk industri film dan media yang didominasi dan lebih mendukung karier pria dibanding wanita. Walau begitu, saat ini banyak penulis drama Korea yang aktif adalah perempuan. Kebanyakan penulis drama Korea yang terkenal pun justru perempuan. Yuk cari tahu tentang mereka.

 

1. Park Yeon-seon

Notable work: Age of Youth a. k. a. Hello My Twenties 1 & 2, White Christmas, Alone in Love

Keyword: slice-of-life, ensemble characters, relatable, heartfelt

 

Hingga 2009, Park Yeon-seon masih sering menulis skrip film seperti My Tutor Friend dan Attack on The Pin-up Boys. Namun belakangan Park Yeon-seon lebih sering menulis drama. Ia juga mulai berperan sebagai kreator di Diary of Prosecutor yang diangkat dari buku berjudul serupa.

Continue Reading

Ramadhan Siang Hari

 

Republishing an old short story

Aku duduk di bangku taman. Seorang diri. Baru pukul sebelas siang dan hari ini sudah panas sekali, keluhku dalam hati. Aku lupa sahur pula tadi pagi. Semakin menderitalah aku. Kuusap peluh di dahi. Layar telepon selulerku tak berkedip dari tadi. Layar hanya menampilkan nama operator. Juga indikator sinyal dan baterai.

Aku menunggu panggilan sedari tadi. Tapi layar ponselku tak juga menampilkannya. Tiba-tiba ponselku hidup dari ketergemingannya.

Pesan dari Nayla.

Kuhembuskan napasku kembali. Bukan ia orang yang kutunggu. Pesan darinya hanya berbunyi, “Jangan lupa besok siang ada meeting dengan Pak Aryo.” Aku kembali menunggu. Continue Reading