Let’s run under the blazing sun
Let’s walk until our feet get tired and blistered
Let’s hide in the attic
and talk about what makes us tick
Let’s talk until midnight
Share our tears and fears
13 Oktober 2017
Let’s run under the blazing sun
Let’s walk until our feet get tired and blistered
Let’s hide in the attic
and talk about what makes us tick
Let’s talk until midnight
Share our tears and fears
13 Oktober 2017
Jika saja aku bisa
Mengungkap rasa dengan kata
Aku ingin mengatakan
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Dengan sederhana
Dan tak lekang oleh masa
Namun aku juga membencimu
Aku membencimu
Atas harapan kosong yang singgah di hatiku
Menjadi luka nganga
Jika saja aku tak pernah mencintaimu
Tentu takkan pernah kurasai sakit ini
Dan takkan pernah kurasai pedih hati ini
Tapi aku tak pernah menyesal telah mencintaimu
Karena aku pun belajar mengemas rasa
Mengomposisikannya pada kadar yang tepat
Dan menempatkannya dalam jiwa
19 Maret 2008 23:20
Kamar perenungan
You are the summer breeze and soft waves on the beach
Gentle and warm
Yet you tug at my heart
Once, twice, multiple times
Si pendosa mendesah dalam tidurnya
Igauannya membangunkan semesta
Tersentak
Ia bangun pada pengujung malam
Setangkup doa dipanjatkan kepada Sang Maha
Ia kembali tertatih
Sakit dan mual
Sepanjang sesal
Empat orang mati malam itu
Mati beku
Mati diselimuti abu
Mati dibelenggu
Mati disaput rindu
They say love is happiness.
Then why does it hurt her.
They say love strengthen.
Then why does it destroy her.
Is it love, infatuation, or obsession?
Korea dikenal sebagai negara penuh dengan budaya patriarki. Budaya ini terbawa juga ke bidang pekerjaan dan profesi. Termasuk industri film dan media yang didominasi dan lebih mendukung karier pria dibanding wanita. Walau begitu, saat ini banyak penulis drama Korea yang aktif adalah perempuan. Kebanyakan penulis drama Korea yang terkenal pun justru perempuan. Yuk cari tahu tentang mereka.
1. Park Yeon-seon
Notable work: Age of Youth a. k. a. Hello My Twenties 1 & 2, White Christmas, Alone in Love
Keyword: slice-of-life, ensemble characters, relatable, heartfelt
Hingga 2009, Park Yeon-seon masih sering menulis skrip film seperti My Tutor Friend dan Attack on The Pin-up Boys. Namun belakangan Park Yeon-seon lebih sering menulis drama. Ia juga mulai berperan sebagai kreator di Diary of Prosecutor yang diangkat dari buku berjudul serupa.
Republishing an old short story
Aku duduk di bangku taman. Seorang diri. Baru pukul sebelas siang dan hari ini sudah panas sekali, keluhku dalam hati. Aku lupa sahur pula tadi pagi. Semakin menderitalah aku. Kuusap peluh di dahi. Layar telepon selulerku tak berkedip dari tadi. Layar hanya menampilkan nama operator. Juga indikator sinyal dan baterai.
Aku menunggu panggilan sedari tadi. Tapi layar ponselku tak juga menampilkannya. Tiba-tiba ponselku hidup dari ketergemingannya.
Pesan dari Nayla.
Kuhembuskan napasku kembali. Bukan ia orang yang kutunggu. Pesan darinya hanya berbunyi, “Jangan lupa besok siang ada meeting dengan Pak Aryo.” Aku kembali menunggu. Continue Reading
Perempuan berbaju merah muda duduk di pojok ruangan. Ia bersandar ke sofa dekat dinding. Buku di tangannya. Jilbab birunya sedikit berantakan. Minuman dan makanan dengan logo M berwarna kuning berserak di nampan.